oleh : al-Akh al-Fadhil Nizamul Adli W. * hafizhahullah
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, satu-satunya Rabb yang berhak untuk diibadahi, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, beserta keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang yang selalu mengikuti mereka dengan baik hingga hari akhir.
Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, tahukah anda bahwa ada suatu nikmat yang lebih nikmat daripada masuk ke dalam surga?, yaitu ketika para penduduk surga telah mendapatkan segala kesenangan mereka di surga, kemudian saat nikmat tersebut diberikan, maka para penduduk surga segera mengalihkan kesenangan-kesenangan di surga, dan segera berpaling untuk mendapatkan suatu kenikmatan yang paling nikmat. Nikmat istimewa tersebut adalah memandang Wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Didalam sebuah hadits shahih, disebutkan bahwa ketika Rosulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ketika membaca sebuah ayat al-Qur’an :
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga), dan juga tambahannya” (QS. Yunus: 26)
Maka beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam memberikan penjelasan,
“إذا دخل أهل الجنة الجنة، وأهل النار النار، نادى مناد: يا أهل الجنة، إن لكم عند الله موعدًا يريد أن يُنْجِزَكُمُوه
. فيقولون: وما هو؟ ألم يُثقِّل موازيننا، ويبيض وجوهنا، ويدخلنا الجنة، ويزحزحنا من النار؟”
. قال: “فيكشف لهم الحجاب، فينظرون إليه، فوالله ما أعطاهم الله شيئا أحب إليهم من النظر إليه، ولا أقر لأعينهم”
“Apabila penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka telah memasuki neraka, maka ada seorang penyeru yang memanggil : ‘Wahai penduduk surga, sesungguhnya kalian mempunyai apa yang telah dijanjikan di sisi Allah, Allah ingin memenuhinya untuk kalian.
Maka mereka berkata : ‘Apakah itu ? bukankah Allah telah memberatkan timbangan (amal baik) kami, memutihkan wajah kami, memasukkan kami ke dalam surga, dan menyelamatkan kami dari neraka ?”.
Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan : “Maka dibukalah hijab untuk mereka (para penduduk surga), lalu mereka melihat kepada wajah-Nya. Maka demi Allah, tidak ada sesuatupun yang Allah berikan kepada mereka yang lebih dicintai oleh mereka dan lebih menyenangkan mereka daripada melihat kepada wajah-Nya” (HR. Ahmad 4/333 no. 18.994, shahih, terdapat dalam musnadnya)
Fawaid
Dari hadits di atas, terdapat beberapa faidah, diantaranya:
[1] Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan tambahan kenikmatan kepada penduduk surga, yaitu berupa nikmat memandang Wajah-Nya, dimana nikmat ini adalah nikmat terindah yang akan dirasakan oleh penduduk surga.
[2] Penetapan aqidah kita ahlu sunnah wal jama’ah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat dilihat dengan mata kepala di surga kelak, hal ini menyelisihi pendapat kelompok menyimpang semisal mu’tazilah dan jahmiyah, dimana mereka mengingkari keyakinan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bisa dilihat di akhirat.
[3] Penetapan aqidah kita ahlu sunnah wal jama’ah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki Wajah, yang tentunya Wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan kemuliaan dan kesempurnaan-Nya, tidak serupa dan semisal dengan makhluk. Hal ini menyelisihi pendapat kelompok asy’ariyah yang menolak menetapkan shifat “Wajah” bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
[4] Penetapan shifat ‘Wajah’ bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala juga diyakini oleh para shahabat dan kesepakatan para ulama salaf, diantaranya adalah Abu Bakar As-Shiddiq Radhiallahu ‘anhu, ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik dan ‘Ziyadah’ (tambahannya)” (QS. Yunus : 26), beliau berkata,
الزيادة : النظر إلى وجه الله تعالى
“Ziyadah (tambahan) itu adalah melihat kepada Wajah Allah Ta’ala” (shahih, diriwayatkan oleh Abdullah ibn Ahmad dalam kitab as-Sunnah)
[5] Hendaklah kita senantiasa berdo’a dan berupaya untuk mendapatkan kenikmatan terindah tersebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga shalat wajib 5 waktu, terutama shalat subuh dan shalat ashar, sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam,
إنكم سترون ربكم، كما ترون هذا القمر، لا تضامون في رؤيته، فإن استطعتم أن لا تغلبوا على صلاة قبل طلوع الشمس وقبل غروبها فافعلوا
“Sesunggunnya kelak kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Tidak ada sesuatupun yang menghalangi penglihatan kalian. Karena itu, jangan sampai kalian lewatkan dalam menjalankan shalat sebelum matahari terbit (shalat Shubuh) dan shalat sebelum matahari terbenam (shalat ‘Ashar)” (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan dan menganugerahi nikmat terindah tersebut kepada kita semua, Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.
——————-